Rangkuman Diskusi “Prinsip Desain Personal” (Selasa, 8 April 2025)
Diskusi yang diprakarsai oleh Alva Sondakh ini bertujuan untuk membahas konsep “Prinsip Desain Personal” dalam arsitektur. Diskusi dimulai dengan mendefinisikan “Prinsip” dari berbagai sudut pandang, termasuk kamus Merriam-Webster, KBBI, dan pandangan filsuf Aristoteles yang menekankan prinsip sebagai asal-usul dasar yang jelas dan mendasari penalaran.
Poin-poin Utama Diskusi:
- Definisi Prinsip: Prinsip diartikan sebagai asas kebenaran, hukum fundamental, aturan perilaku, dasar pemikiran dan tindakan, serta sumber utama.
- Prinsip dalam Desain Arsitektur: Diskusi berkembang pada pembedaan antara prinsip inheren (misalnya kekokohan struktur) dan prinsip subjektif yang dibentuk oleh arsitek (misalnya penolakan ornamentasi). Prinsip subjektif ini dianggap melahirkan dogma-dogma populer dalam arsitektur.
- Kepentingan Prinsip Desain Personal: Alva Sondakh mengusulkan pentingnya setiap arsitek memiliki prinsip desain personal sebagai identitas dan karakter dalam karyanya. Pembentukan prinsip ini dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, dan adaptasi kreatif.
- Fleksibilitas Prinsip: Syaiful Rizal Syamsuddin mempertanyakan kemutlakan prinsip desain. Valeria Woy dan peserta lain berpendapat bahwa prinsip dapat menjadi panduan awal, jangkar, atau lensa dalam melihat ide desain, namun tetap fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks, kebutuhan pengguna, dan lokasi.
- Dialektika Prinsip Arsitektural: Alva Sondakh memperkenalkan konsep “Dialektika Prinsip Arsitektural” yang mencakup:
- Hermeneutika Arsitektural: Pemahaman prinsip personal yang terus diinterpretasi ulang melalui prinsip eksternal.
- Keseimbangan Otonomi dan Heteronomi: Dialog kreatif antara prinsip pribadi dan pengaruh dari luar.
- Fenomenologi Pembentukan Pengetahuan Arsitektural: Prinsip terbentuk dari pengalaman hidup.
- Temporalitas Prinsip Desain: Prinsip berkembang seiring waktu.
- Etika Pertanggungjawaban Dialogis: Arsitek bertanggung jawab mengenali, merefleksikan, dan mengembangkan posisi kritis terhadap tradisi.
- Prinsip vs. Idealisme vs. Kebutuhan Pasar: Muncul pertanyaan mengenai prioritas antara idealisme arsitek dan tuntutan pasar/klien. Valeria Woy menekankan pentingnya arsitek berpendirian pada prinsip dasar (etika, keberlanjutan, budaya) namun fleksibel pada selera visual, melihatnya sebagai peluang eksplorasi.
- Gap antara Akademisi dan Praktisi: Muhdi Attaufiq menyoroti perubahan pandangan lulusan arsitektur setelah terjun ke dunia praktik. Valeria Woy menekankan peran akademisi, praktisi, dan birokrat dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan mempertahankan nilai dalam dinamika praktik.
- Resonansi dan Evolusi Prinsip: Heince Andre merenungkan bagaimana prinsip personal dapat menjadi umum, dogma, atau gerakan, dan mempertanyakan pentingnya mengklaimnya sebagai milik personal. Ia juga menyinggung perlunya mendamaikan antara ketetapan dan perubahan dalam prinsip.
- Prinsip Dasar vs. Prinsip Subjektif: Alva Sondakh mengklasifikasikan prinsip menjadi prinsip wajib/mendasar (kontekstual, fungsional, efisiensi energi, MEP) dan prinsip subyektif/personal (estetika, respons terhadap lokalitas, pengalaman ruang).
- Pentingnya Lokalitas: Stenly Kiraling menekankan pentingnya prinsip yang menghargai konteks lokal, keberlanjutan, dan kenyamanan pengguna, menolak gaya internasional yang mengabaikan lokalitas.
- Prinsip sebagai Kesepakatan Awal: Syaiful Rizal Syamsuddin mengusulkan bahwa prinsip adalah kesepakatan awal yang mutlak antara arsitek dan klien sebagai panduan desain.
- Peran Prinsip Desain Personal: Aldrin Dirks merangkum peran prinsip desain personal dalam menciptakan identitas bangunan, konsistensi gaya, pencitraan proyek, diferensiasi, dan komunikasi desain.
Kesimpulan Sementara:
Diskusi ini menyimpulkan bahwa prinsip desain personal memegang peranan penting bagi arsitek sebagai landasan berkarya dan pembentuk identitas. Meskipun demikian, prinsip ini tidak bersifat kaku dan mutlak, melainkan dinamis dan perlu diadaptasi dengan konteks, kebutuhan, dan perkembangan zaman. Terdapat dialektika antara prinsip personal dan pengaruh eksternal yang memperkaya proses desain. Pendidikan arsitektur perlu menanamkan prinsip dasar yang kuat sekaligus membekali mahasiswa dengan kemampuan beradaptasi dan mempertahankan nilai dalam praktik profesional. Diskusi ini akan dilanjutkan secara pasif dengan Alva Sondakh berbagi prinsip-prinsip desain dalam sejarah arsitektur.
Diskusi ini masih bisa diikuti dalam Telegram Group Topic, yang bisa diakses di: https://t.me/komunitas_arsitek_nusantara/5
Leave a Reply