Kawan-kawan yang baik,
Pasca-Modernisme Awal (1968-1973) adalah momen penting dalam sejarah arsitektur. Gerakan ini mendefinisikan ulang arsitektur dengan 6 prinsip utama: dari menolak kesederhanaan hingga merayakan pluralisme. Berikut ini adalah intisari prinsip-prinsip tersebut:
- PENOLAKAN TERHADAP KESEDERHANAAN DAN KEMURNIAN: Arsitektur tidak lagi dipandang sebagai entitas yang sederhana, murni, dan minimalis. Sebaliknya, “Postmodernisme awal” menerima kompleksitas, kontradiksi, dan ambiguitas dalam desain.
- PENGHARGAAN TERHADAP SEJARAH DAN KONTEKS: Sejarah dan konteks budaya menjadi elemen penting dalam arsitektur. Arsitek mulai merujuk pada gaya dan elemen arsitektur masa lalu, serta memperhatikan konteks urban dan sosial di sekitar bangunan.
- PENERIMAAN TERHADAP BUDAYA POPULER DAN VERNAKULAR: Budaya populer dan arsitektur vernakular (biasa) diakui sebagai sumber inspirasi yang sah. Arsitek mulai memasukkan elemen-elemen dari budaya konsumen, iklan, dan lingkungan sehari-hari ke dalam desain mereka.
- KOMUNIKASI DAN SEMIOTIKA: Arsitektur dipandang sebagai bentuk komunikasi, dengan penekanan pada bagaimana bangunan menyampaikan makna dan pesan kepada penggunanya. Semiotika (ilmu tentang tanda dan simbol) menjadi penting dalam analisis dan perancangan arsitektur.
- PLURALISME DAN KERAGAMAN: “Postmodernisme awal” merayakan pluralisme dan keragaman gaya. Tidak ada satu “gaya yang benar,” dan arsitek bebas untuk bereksperimen dengan berbagai pendekatan dan ekspresi.
- KRITIK TERHADAP UTOPIA DAN IDEOLOGI: Gerakan ini menolak gagasan utopis modernis bahwa arsitektur dapat menciptakan masyarakat yang sempurna. Sebaliknya, ada kesadaran yang lebih besar tentang keterbatasan arsitektur dan kompleksitas masalah sosial.
—————————
Disarikan dari:
Chapter 1, Pars Destruens: 1968–1973, An Introduction to Architectural Theory: 1968 to the Present, First Edition.
Harry Francis Mallgrave and David Goodman.
© 2011 Harry Francis Mallgrave and David Goodman. Published 2011 by Blackwell Publishing Ltd.
Leave a Reply